Minggu, 01 Juli 2018
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI DAUN SEREH
LAPORAN
PRAKTIKUM FITOKIMIA
PERCOBAAN KE 5
(LIMA)
ISOLASI DAN
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI
DAUN SEREH
DAUN SEREH
( Cymbopogon
winterianus )
Nama
:
Nurani Puji Pangestuti
NIM : 1606067040
Kelompok :
A6
Hari,
Tanggal Praktikum : Senin, 4 Juni
2018
Dosen
Pembimbing : Dian Ratna Rianti, M.Sc., Apt
LABORATORIUM
FITOKIMIA
AKADEMI
FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA
2018
- TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami prinsip isolasi minyak
atsiri dan dapat mengerjakan isolasi beserta identifikasinya dengan
kromatografi lapis tipis.
- DASAR TEORI
Morfologi sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt)
Sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt) merupakan
tanaman berupa rumput-rumputan tegak, dan mempunyai akar yang sangat dalam dan kuat,
batangnya tegak, membentuk rumpun. Tanaman ini dapat tumbuh hingga tinggi 1 sampai
1,5 meter. Daunnya merupakan daun tunggal, lengkap dan pelepah daunnya
silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung
berlidah, dengan panjang hingga 70-80 cm dan lebar 2-5 cm (Segawa, 2007).
Klasifikasi tanaman sereh wangi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Suku : Poaceaae
Marga :
Cymbopogon
Jenis :
Cymbopogon winterianus Jawitt ex Bor
Khasiat
sereh wangi
Serehwangi (Cymbopogon
winterianus Jowitt) sebagai tanaman obat tradisional, akarnya berkhasiat
sebagai peluruhair seni, peluruh keringat, peluruh dahak (obat batuk), obat
kumur,dan penghangat badan. Daunnya sebagai obat masuk angin, penambahnafsu
makan, pengobatan pasca melahirkan, penurun panas dan peredakejang (Wibisono,
2011).
Kandungan
minyak atsiri
Minyak atsiri dari sereh wangi
didapatkan dengan cara penyulingan dari daun dan batang sereh segar dengan
metode destilasi uap dengan kandungan minyak atsirinya 0,6 -1,2 % (Sahroel,
2009). Kandungan utama dari minyak atsiri yaitu sitronellal, sitronellol,
geraniol, dan sitral. Jumlah kandungan senyawa yang terkandung berkaitan juga
dengan spesies tanamannya. Jenis Cymbopogon winterianus Jowitt memiliki
kandungan sitronellal dan geraniol yang paling tinggi (Arswendiyumna, 2006).
Destilasi
Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya dengan
berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu
campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya tersebut mempunyai perbedaan
titik didih cukup tinggi. Proses destilasi terdiri atas dua bagian, yaitu
bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut destilat, dan bagian
kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih
banyak komponen yang sukar menguap (Raditya, 2008).
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih komponen
cairan yang dipisahkan pada tekanan tertentu. Penguapan diferensial dari suatu
campuran cairan merupakan bagian terpenting dalam proses pemisahan dengan
destilasi, diikuti dengan cara penampungan material uap dengan cara pendinginan
dan pengembunan dalam kondensor pendingin-air (Yazid, 2005).
Prinsip dasar dalam proses destilasi yaitu dengan berdasarkan perbedaan
titik didih, senyawa dengan titik didih yang paling rendah akan terpisahkan
terlebih dahulu. Air pendingin dimasukkan dari ujung yang paling dekat dengan
adaptor, dan air keluar melalui ujung pendingin yang lain. Termometer dipasang
sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan titik didih senyawa yang sedang
dipisahkan. Ujung termometer diletakkan tepat pada posisi ujung pendingin
(Yuliarto, 2012).
Syarat utama pemisahan campuran cairan dengan cara destilasi adalah semua
komponen yang terdapat di dalam campuran haruslah bersifat volatil. Pada suhu
yang sama, tingkat penguapan pada masing-masing komponen akan berbeda-beda. Hal
ini berarti bahwa pada suhu tertentu, komponen yang lebih volatil dalam
campuran cairan akan lebih banyak membangkitkan uap. Sifat yang demikian ini
akan terjadi sebaliknya, yakni pada suhu tertentu fasa cairan akan lebih banyak
mengandung komponen yang kurang volatil. Jadi cairan yang setimbang dengan
uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Perbedaan komposisi
dalam kesetimbangan uap-cairan dapat dengan mudah dipelajari pada destilasi
pemisahan campuran alkohol dari air (Sutijan, dkk., 2009).
- ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Seperangkat alat
destilasi
2. Seperangkat alat
KLT
BAHAN
1. Daun Sereh
(Cymbopogon winterianus)
2. Minyak
citronella
3. Aquadest
4. n-Heksan
5. Natrium Sulfat
6. Etil Asetat
CARA KERJA
1. ISOLASI
Timbang 1000 gram daun sereh
segar yang dirajang dengan ukuran +- 1 cm, masukan ke dalam labu destilasi
stahl kemudian tambahkan air sebanyak 300 ml dan batu didih. Hubungkan labu
dengan pendingin dan alat penampung berskala. Didihkan labu dengan pemanasan
yang sesuai selama 3 jam atau sampai minyak penampung berskala. Minyak yang
diperoleh diukur untuk mengetahui rendemen, kemudian pisahkan minyak atsiri
dari air dengan bantuan natrium sulfat.
2. IDENDITIFIKASI
Kromatografi lapis tipis:
a. Fase diam :
Silika gel GF 254
b. Fase gerak :
n-heksan : etil asetat (13:1, 7:3, 4:6)
c. Cuplikan :
Minyak atsiri hasil destilasi dan minyak citronella
d. Deteksi : UV 254
- HASIL
- PEMBAHASAN
Percobaan yang telah dilakukan
adalah percobaan kelima yaitu isolasi dan identifikasi minyak atsiri dari daun
sereh (Cymbopogon winterianus ). Tujuan praktikum kali ini yaitu dapat memahami
prinsip isolasi minyak atsiri dan dapat mengerjakan isolasi beserta identifikasnya
dengan kromatografi lapis tipid. Isolasi dilakukan dengam metode destilasi.
Pada percobaan ini, dilakukan isolasi
minyak atsiri dari daun sirih. Isolasi minyak atsiri ini dilakukan menggunakan
metode destilasi yang didasarkan pada perbedaan titik didih dari sampel dan
pelarut yang digunakan. Pada metode ini akan terjadi penguapan dan pendinginan
larutan hingga diperoleh destilat yang kemudian akan dipisahkan melalui metode
ekstraksi. Metode ekstraksi ini didasarkan pada perbedaan distribusi antara
sampel dan pelarut yang disebabkan oleh perbedaan kepolaran senyawa. Pada percobaan tahap pertama yang dilakuka yaitu
persiapan sampel yang akan digunakan. Sampel yang digunakan yaitu daun sereh
sebanyak 1000 gram yang sudah dibersihkan atau dicuci terlebih dahulu yaitu simplisia
dalam keadaan basah. Sampel dipotong potong menjadi ukuran yang lebih kecil
dengan tujuan agar pori-porinya mudah di jangkau oleh air sehingga minyak
atsiri akan lebih cepat keluar dari pori pori sereh ( luas permukaan bertambah
) dan
menghasilkan mimnyak atsiri yang lebih banyak. Tahapan pertama yang dilakukan yaitu
dipersiapkan sampel yang akan digunakan. Daun sirih dipotong kecil-kecil dan ditimbang
sebanyak 50 gram. Daun sereh yang sudah dipotong
potong dimasukan dalam labu destilasi. Kemudian ditambahkan pelarut air ke dalam labu destilasi. Mnghubungkan labu demngan pendingin dan alat
penampung (wadah destilat). Mendidihkan labu dengan pemanasan yang sesuai (pada
praktikum digunakan suhu 100oC yaitu sesuai dengan titik didih air)
selama 3jam atau sampai minyak atsiri terdestilasi secara sempurna dan tidak
bertambah lagi dalam bagian wadah atau penampung berskala. Pelarut yang digunakan adalah air, karena air memiliki
sifat kepolaran yang berbeda dengan minyak atsiri sehingga minyak atsiri
sehingga akan mudah dipisahkan dari destilat. Suhu
di ukur menggunakan termometer di pasang sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan
rtitik didih senyawa yang ingin dipisahkan. Air dan minyak atsiri tidak saling melarutkan, selain itu titik didih air
lebih kecil dari minyak atsiri sehingga uap air akan mendorong minyak sirih
untuk lepas dari pori-pori sirih dan menghasilkan destilat. Destilasi merupakan teknik pemisahan atau pemurnian senyawa yang
didasarkan pada perbedaan titik didih dari masing-masing zat dalam campuran.
Pada metode destilasi akan terjadi penguapan dan pendinginan larutan secara
sekaligus. Saat larutan dipanaskan, larutan akan menguap karena telah melewati
titik didihnya. Uap yang dihasilkan ini kemudian akan mengalir ke dalam kondensor.
Ketika uap melewati kondensor, akan terjadi pendinginan sehingga uap berubah
kembali menjadi larutan yang kemudian ditampung pada wadah destilat (Khopkar,
2003).
Pemanasan awal pada proses
destilasi berfungsi agar air terserap kedalam pori-pori yang dapat mengelurakan
minyak atsiri karena adanya tekanan osmotik. Destilat yang diperoleh kemudian dipisahkan melalui metode ekstraksi.
Ekstraksi merupakan salah satu teknik pemisahan larutan yang didasarkan pada
perbedaan distribusi zat terlarut pada pelarut yang tak saling campur. Adapun
tujuan dari ekstraksi yaitu untuk memisahkan suatu komponen dari campurannya
(Soemarto, 1987; Day dan Underwood, 2002). Setelah
ektraksi dilakukan maka akan terbentuk dua lapisan pada campuran. Destilat yang
dihasilkan berupa air dan minyak, dimana minyak atsiri berada di lapisan atas
karena masa jenisnya yang lebih kecil dari air. Berat jenis minyak atsiri
berkisar antara 0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting
dalam penentuan mutu dan kemurian minyak atisiri (Gunther, 1987). Besar bobot
jenis pada minyak atsiri sangat dipengaruhi dari ukuran bahan dan lama
penyulingan yang dilakukan. Minyak atsiri yang dihasilkan mengeluarkan bau yang
khas dari sereh, keruh dan terdapat lapisan minyak didalam campuran sampel dengan
air. Hasil tersebut dimasukan dalam
corong pisah. Minyak atsiri dipisahkan
dari air ditambahkan dengan Natrium sulfat Anhidrat yang berfungsi untuk
mengikat air sekaligis menjernikan dari hasil destilat diperoleh minyak atsiri
yang murni, penambahan dilakukan sampai Natrium Sulfat Anhidrat tidak larut
lagi. Randemen dapat dihitung dengan rumus:
Randemen:
Randemen dapat dihitung apabila massa sampel (sereh) sudah diketahui dan
volume serta massa minyak atsiri yang diperoleh juga sudah diketahui, hasil
menunjukan bahwa minyak astiri yang dihasilkan hanya dalam jumlah terbatas dan
tidak dapat dihitung jumlah minyak astiri yang terbentuk. Hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan literatur. Berdasarkan literatur, Randemen rata-rata minyak
sereh sekitar 0,6 - 1,2 % tergantung jenis sereh wangi serta penanganan dan
efektifitas penyulingan (sahroei, 2009). Ketidaksesuaian tersebut dikarenakan
proses destilasi yang tidak maskimal, kurang teliti dalam pengukuran volume dan
penimbangan massa daun sereh serta bagian sereh yang digunakan pada pratikum
adalah bagian daun dimana kadar minyak atsiri pada bagian daun lebih sedikit
dibandingkan pada bagian batang sereh, sehingga kadar air bahan masih tinggi,
juga lingkungan dapat mengubah jumlah dan kualitas minyak atsiri yang
dihasilkan. Pada tempat yang terbuka selama penyimpanan dan isolasi menyebabkan
sejumlah minyak atsiri akan menguap disertai pula oleh proses oksidasi yang
menyebabkan penurunan mutu (Ketaren, 1987). Faktor kimia disebabkan oleh
komponen minyak atsiri sebagian besar terdiri dari senyawa yang mengandung
hetero atom oksigen serperti alkohol, aldehid dan oksida. Adanya hetero atom
menyebabkan senyawa-senyawa tersebut mudah terurai (Agusta, 2000).
Setelah mendapatkan hasil isolasi dilakukan identifikasi bertujuan untuk
memastikan bahwa senyawa yang telah dipisahkan adalah senyawa murni atau
membuktikan adanya suatu komponen yang dituju dalam sampel. Pada identifikasi
dilakukan pentotolan terhadap hasil isolasi pada silica gel GF 254 dengan satu
titik. Pentotolan secara berulang dengan pembanding cuplikan standar minyak
citronella juga ditotolkan segaris dengan senyawa tersebut pada satu titik.
Kemudian dikembangkan tidak melewati tanda batas yang telah dibuat yaitu jarak
1 cm dari bawah dan 1 cm dari atas silica gel, digunakan n-heksan : etil
asetat( 13:1, 7:3, 4:6) sebagai fase gerak yang nantinya akan menghasilkan noda
atau spot pada silica gel setelah dilakukan pengembangan dan noda yang timbul
akan diamati dengan lampu UV 254/366 nm, sehingga dapat menentukan nilai RF standar
dengan RF senyawa hasil destilasi. Namun dalam pratikum tidak dilakukan uji
kromatografi lapis tipis terhadap sediaan/ hasil destilasi. Identifikasi
dilakukan dengan membandingkan minyak atsiri hasil destilasi dengan minyak
citronella (cuplikan standar) dan dengan air, kemudian menteteskan
masing-masing pada 1 potong kertas saring. Minyak atsiri hasil destilasi
dikatakan murni apabila menunjukan hasil yang serupa dengan cuplikan standar
minyak cironella dan bukan merupakan air. Hasil menunjukan teksur tetesan
minyak atsiri hasil destilasi serupa dengan cuplikan standar minyak citronella
yaitu membahasi kertas saring dan tidak menimbulkan kerutan pada kertas saring,
lain halnya dengan air saat diteteskan timbul kerutan pada kertas saring.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar